A. Pengertian
Akhlak
Akhlak secara etimologi, menurut
pendekatan etimologi, perkataan akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari
bentuk mufradnya “khuluqun” yang menurut
logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “khalqun”
yang berarti kejadian, serta erat hubungan “khaliq” yang berarti pencipta dan “
mahluk” yang berarti yang di ciptakan.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan
kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak.
Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan
perilaku yang di amalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada allah dan
tunduk kepadanya. Oleh karena itu seseorang yang memahami akhlak maka dalam
bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan dan menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan
akhlak yang di hayati dalam kenyataan hidup keseharian.
B. Kedudukan
Dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam
1.
Keistimewaan Akhlak Dalam Islam
Pendefinisian
agama Islam dengan akhlak yang baik itu sebanding dengan pendefinisian ibadah
haji dengan wukuf di `Arafah. Rasulullah SAW menyebutkan, “Haji adalah wukuf di
`Arafah.” Artinya tidak sah haji seseorang tanpa wukuf di Arafah, begitu pula
dengan akhlak.
Oleh karena
itu, dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa
dan sangat penting, di antara keistimewaannya adalah:
a.
Rasulullah
SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok
risalah Islam.
b.
Akhlak
merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah SAW pernah
mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
c.
Akhlak yang
baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari
kiamat.
d.
Rasulullah
SAW menjadikan baik dan buruknya akhlak seseorang itu sebagai ukuran
imannya ketika ia hidup di dunia.
e.
Islam
menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadahnya kepada Allah
SWT. Misalnya shalat, puasa, zakat, dan haji yang akhirnya ditandai dengan
akhlak yang baik. Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut :
Tentang shalat Allah berfirman :
إِنَّ
الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ (العنكبوت : 45)
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fahsya dan mungkar.” (Al-Ankabut : 45).
Dari
beberapa Ayat dan hadits di atas jelaslah bahwa akhlak dalam Islam itu
merupakan ukuran ibadah bahkan merupakan inti sari dari ibadah itu sendiri,
maksudnya akhlak yang baik adalah buah dari ibadah yang baik, atau ibadah yang
baik dan diterima oleh Allah SWT tentu akan melahirkan akhlak yang baik dan terpuji.
Demikianlah
antara lain beberapa hal yang menjelaskan keutamaan dan kedudukan akhlak dalam
Islam, walaupun banyak sekali keutamaan akhlak dalam Islam.
f.
Nabi Muhammad SAW selalu berdoa
agar Allah SWT membaikan akhlak beliau.
g.
Di dalam Al-Qur’an banyak
terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak
2. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
a.
Akhlak dalam islam menempati
posisi utama dalam ajaran islam setelah keimanan dan ibadah islam. Rasulullah
bersabda ;
“aku diutus adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia”
b.
Akhlak sebagai barometer bagi
keimanan seseorang musllim. Rasulullah bersabda:
“kesempurnaan iman itu
baiknya akhlak seseorang”
c.
Ssemua ibadah dalam islam selain
sebagai pengabdian kepada Allah SWT yang bertujan untuk kesempurnaan budi
pekerti (akhlak).
2.
Ciri-ciri akhlak dalam islam
1. Akhlak itu bersifat rabbani (al-akhlaq
al-rabbaniyah)
Ajaran
dalam islam bersumber dari wahyu Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan sunah.
Sifat rabbani dari akhlak juga menyangkut tujuannya, yaitu untuk memperoleh
kebahagian di dunia ini dan di akhirat nanti.
Ciri
rabbani juga menegaskan bahwa akhlak dalam islam bukanlah moral yang
kondisional dan situsional, tetapai akhlak yang benar yang memiliki nilai
mutlak. Akhlak rabbanilah yang mampu menghindari kekacauan nilai moralitas
dalam hidup manusia.
2. Akhalak bersifat manusiawi (Al-akhlaq
al-insaniyyah)
Ajaran
akhlak dalam islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa
manusia akan kebaikan akan terpenuhidengan mengikuti ajaran akhlak dalam islam.
Ajaran akhlak dalam islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan
kebahagiaan hakiki, bukan kebahagian semu. Akhlak islam adalah akhlak yang
benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai
dengan fitrahnya.
3. Akhlak bersifat universal (al-akhlaq
al-syamilah)
Akhlak
universal (al-akhlaq al-syamilah), maksudnya adalah bahwa akhlak islam itu
bersifat universal dan sempurna, siapapun yang melaksanakan akhlak islam
dijamin akan selamat. Contohnya al-Quran menyebutkan sepuluh macam keburukan
yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu:
1. Menyekutukan Allah
2. Durhaka kepada orang tua tanpa alasan
yang sah
3. Membunuh anak karena takut miskin
4. Berbuat keji baik secara terbuka maupun tersembunyi
5. Membunuh orang tua tanpa alsan yang sah
6. Mengurangi takaran dan timbangannya
7. Membebani orang lain dengan kewajiban
melampaui kekuatan
8. Persaksian tidak adil
9. Menghianati janji dengan Allah
4. Akhlak keseimbangan (al-akhlak
at-tawazun)
Akhlak
keseimbangan (al-akhlak at-tawazun), artinya akhlak dalam islam berada di
tengah-tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai manusia yang menitik
beratkan segi kebaiaknnya dan yang menghayalkan manusia seperti hewan yang
menitik beratkan sifat keburukannya saja.
Manusia
dalam pandangan islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, yaitu; kekuatan baik
pada hati nurani dan akalnya dan nkekuastan buruk pada hawa nafsunya. Manusia
memiliki naluri hewani dan juga ruhaniah malaikat. Malaikat memiliki unsur
ruhani dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-mading secara seimbang;
manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan kehidupan
diakhirat nanti.
5. Akhlak bersifat realistis (al-akhlak
al-waqi’ayyah)
Akhlak
realistis (al-akhlak al-waqi’ayyah), yaitu akhlak islam yang memperhatikan
kenyataan (realitas) hidup manusia. Manusia memang makhluk yang sempurna,
memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaan allah yang
lain, tetapi manusia juga memiliki kelemahan. Ini adalah realitas bagi manusia
bahwa tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Dengan
kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan dan
pelanggaran. Oeh karena itu islam memberikan kesempatan kepada manusia yang
melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam
keadaan terpaksa, islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam
keadaan biasa tidak dibenarkan.
Allah
berfirman;
“barang
siapa terpaksa, bukan karena membangkan dan sengaja melangar aturan tiadalah ia
berdosa. Sesungguhnya allah maha pengampun dan maha penyayang”. (QS. Al-Baqarah
2:173)
3.
Tujuan Akhlak Islam
Tujuan
akhlak yaitu sebagai;
1.
Untuk
membentuk pribadi manusia
2. Bertingkah laku yang baik demi
meningkatkan derajat manusia
3. Menyempurnakan keimanan
4. Sebagai pengatur cara hidup berkeluarga
dan bertetangga
5. Mengatur adab pergaulan berbangsa dan
bernegara
Jadi mempelajari ilmu
akhlak bukan lah sekedar untuk mengetahui mana akhlak baik dan buruk, akan
tetapi yang penting adalah mengamamlkan
dan menerapkan akhlak yang luhur itu dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan
tuntutan ajaran islam. hanya itu yang agan tw, klo ada salah mohon dimaklumi, maklum masih dallam pembalajaran.
Thanks
Ini footnote nya mana ya kak
BalasHapus